Selasa, 22 Maret 2016

Sandiwara Kesayangan

Ketika saya mengkritisi polah para kawan, kalian memusuhi saya. Kalian bilang saya ini gila dan kurang perhatian. Saya dibilang individualis, apatis, dan liar.

Ketika saya menunjukkan kesalahan para kawan, kalian bilang saya sok benar. Ada yang terang-terangan memberi tatapan tajam. Ada yang tersenyum di depan, lalu mengumpati ketika saya berlalu.


Ketika saya ingin para kawan berubah, kalian pikir saya yang perlu diruqyah. Saya terlalu banyak berburuk sangka, katamu. Semua baik-baik saja dan biarkan mengalir, katamu lagi. Saya dikatai lebay.

Kawan, aku sayang kalian, kau tahu?

Tahu apa kalian tentang rasa sayang? Hah?
Jika menurutmu rasa sayang adalah sebatas bersenang-senang, berkasih-kasihan, gandengan tangan, dan selalu mendukung, jelas kita tak sejalan.

Mari sini, biar saya beri tahu sedikit rahasia.

Menunjukkan kesalahan dan tidak membiarkan kesalahan adalah maqam tertinggi dari rasa sayang. Bukan, bukan dengan membiarkan dan mendukung kesalahan.

Saya kira kita sudah sama-sama paham bahwa rasa sayang akan membimbing ke gubug sederhana yang penuh kehidupan, bukan menjerumuskan ke istana emas penuh kebinatangan.

Paham kan, Sayang?

0 komentar:

Posting Komentar